(Sumber Foto)
Seorang wanita manis dengan pakaian yang sangat sederhana mengaduk kopi hitam di meja kayu yang berada di ujung ruang temaram. "Maaf suamiku, gulanya sudah habis." wanita itu berkata pada suaminya yang duduk di dipan bambu tua.
"Tak mengapa, istriku. Tadi siang aku juga tak mendapatkan uang sepeserpun untuk belanja hari ini." wajah sang suami tampak begitu prihatin. Ia merasa bersalah karena hal tersebut.
"Iya suamiku, jangan terlalu dipikirkan. InsyaAllah besok akan ada rejeki yang lebih lagi. Alhamdulillah, persediaan beras kita masih cukup untuk beberapa hari lagi." senyum wanita itu mengembang tanpa kepura-puraan.
Hati sang suami menjadi basah. Antara syukur dan rasa bersalah yang bercampur.
Diterimanya kopi hitam pahit dari uluran tangan istri tercinta. Diteguknya perlahan. Terasa manisnya syukur dan nikmatnya cinta pada sebentuk pengabdian. Terjaga kembali mata hatinya tentang kekayaan jiwa dalam kefakiran.
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.